Jumat, 05 Oktober 2012

[Oneshoot] Big Head Yesung, Hate You Love You


Tittle: Big Head Yesung, Hate You Love You
Author: @Fifi_CloELF
Genre: romance, Fluff *maybe?* etc.
Rating: T
Cast: Kim Jongwoon (Yesung), Park Yeonju (OC), Goo Sookyung (OC) and other cast.
Disclaimer: I own (100%) idea, plot, and the story. Kim Yesung and other cast belongs to God.
* Annyeong readers~~ mian kalo ada kesamaan nama-tempat-cerita blablabla but seriously this story is completely mine. Mian buat Clouds, jangan marah.. I hate silent reader. Tinggalkan jejakmu, okay?! anyway, happy reading~^^ [bow with Yesung oppa]*


[Yeonju POV]
Malam pertama. Inilah malam yang belum pernah kubayangkan sebelumnya. Saat ini aku sudah menikah. Dengan orang yang sama sekali tidak kusukai dan kucintai. Kami baru saja pemberkatan tadi pagi. Hanya pemberkatan. Tidak ada ciuman atau semacamnya. Ya, karena kami berdua memang tidak memiliki rasa sama sekali. Orang itu, aku memang tidak menyukainya. Sikapnya terlalu sinis dan dingin padaku. Sekarang-pun, aku masih meringkuk diam di dalam selimut tebal bercorak bunga di kamar kami. Kami? Mollaseo, apa aku mau tidur sekamar dengan namja seperti dia. Pintunya kukunci agar dia tidak bisa masuk. Yah, ini memang tidak bisa disebut kamar kami. Seharusnya hanya aku. Dia belum pernah memasuki kamar besar nan nyaman ini.
Took~ Tok~ Tok
Terdengar suara ketukan pintu. Aku tidak peduli. Aku tau itu pasti dia.
“Yeonju-ya, buka pintunya.” Pintanya dari seberang pintu sana. “mau apa?” tanyaku dingin.
“tentu saja mau tidur. Cepat buka!” pintanya lagi dengan nada marah.
“shireo. Kau tidur diluar saja. Malam ini kau tidak boleh melihatku.” Aku berkata demikian karena saat ini aku hanya memakai lingerie putih transparan yang dipersiapkan untuk malam pertama. AKU TIDAK SUKA. Benar-benar buruk. Jelas-jelas aku tidak suka dengannya. Kenapa dibawakan baju seperti ini?!
“yak! Park Yeonju! Cepat buka. Memangnya aku mau melakukan itu denganmu, eoh?! Maldo andwae. Jangan bermimpi terlalu tinggi!” hardiknya sinis. Ya! Memang kata-kata seperti itu yang kuharapkan. Jangan pernah melakukan itu. Karena sampai reinkarnasi-pun aku tidak akan menyukaimu, Kim Jongwoon!
“gomawo. Aku mau tidur dulu. Hati-hati, diluar banyak nyamuk, Jaljayo.” Tuturku sebelum menutup mata dan telingaku untuk pergi tidur tanpa memerdulikannya yang terus berteriak memohon padaku untuk membukakan pintu untuknya.

***
Pagi pertamaku di kamar ini. Sepi. Tidak ada eommaku yang mengomel karena aku kesiangan. Kesiangan? Hey! Jam berapa ini?! Kulirik takut jam yang menempel di dinding. Berharap masih jam 5 karena jam 6 aku harus kuliah.
Oh shit!
Sudah jam 5.55. padahal jarak kampus dengan tempat ini cukup jauh. Aigoo~ sampai kapan aku begini? Yeonju! Ayo bangun! Aku berlari keluar kamar dengan masih terbalut selimut. Menyambar handuk dan segera menuju kamar mandi di dalam kamar tidur.
“KYAAAA~!!” sejak kapan air kutub mengungsi di sini? Bbrr~ dingin sekali. Sedetik kemudian, aku menyadari Kim Jongwoon a.k.a Yesung membuka pintu kamar mandi dan mendapati tubuhku menggigil hebat karena kedinginan.
“dasar pembuat masalah! Lihat! Kau memutar kran biru! Itu air dingin! Seharusnya kau memutar keduanya, babo!” bentaknya kasar sambil menunjuk 2 kran berwarna merah dan biru yang melekat di dinding kamar mandi.
“KIM JONGWOON!! KELUAR!!” pekikku sekeras mungkin. Mana boleh ia melihatku memakai dress menjijikkan seperti ini?

>>Skip time
Seharian penuh aku kuliah. Saat tiba di rumah baru-ku, aku tidak melihat batang hidung namja bermata sipit itu. Tentu saja, dia kan artis. BAGUS! Aku bisa memanggil Sookyung kemari. Segera saja kuraih ponsel di tas-ku. Mengetik sms,

To: Sookyung babo
Datanglah kerumahku. Aku hampir mati kekeringan karena bosan. Ppali.
Beberapa menit kemudian, yeoja itu membalas
From: Sookyung babo
Buka pintunya. Aku datang.

Heeh? Cepat sekali. Jangan-jangan, dia membuntutiku dari kampus? Kemudian aku berjalan menuju pintu masuk dan membuka pintunya.
“annyeong nyonya Kim?!” sapanya riang sambil tersenyum gembira. Dasar childish!
“nyonya Kim? Aku tidak akan mendapat gelar itu karena aku sendiri tidak sudi disentuh olehnya.”
Dia cemberut. Haha, lucu sekali. Matanya membulat dan itu membuatnya 2x lebih besar dari ukuran semula.
“ayo masuk.” Ajakku padanya. Aku tahu, dia ini adalah ELF. Terutama pada Yesung. Saking terobsesinya, dia pernah datang ke dorm mereka pagi-pagi buta hanya untuk menyapa idolanya tersebut.
“kenapa kau membenci Yesung? Dia itu sempurna.” Tanya Sookyung lalu menyeruput lemon tea yang kusuguhkan padanya.
“karena aku tidak menyukainya. Dan tentang sempurna, sepertinya kau salah besar.”
<<Flashback
“MWO?! MENIKAH?! DENGAN YESUNG?!” bagai pedang menusuk jantungku. Aku bermimpi kah?
“ne, Yeonju. Mau tidak mau kau harus menerimanya.” Kata appaku dengan wajah besi, seolah dengan cara apapun, aku tidak bisa melelehkan keputusan yang tidak adil ini.
“hajiman, w-wae? Aku tidak mencintainya.” Tapi tetap saja aku membujuknya.
“kau harus melakukannya. Perusahaan ayah sedang terpuruk. Hanya dengan menikahinya bisnis ayah bisa bangkit lagi. Dan appa sudah mengurus sem..”
“cinta tidak bisa dipaksakan, yah!” ujarku marah. Walaupun marah, aku tetap berusaha untuk menyembunyikan nada marah itu dalam nada bicaraku. Tapi tetap saja, ayahku pasti bisa menangkapnya,
“apa kau mencintai ayah? Menikahlah dengan Yesung. Semua akan baik-baik saja.”
“appa, tolong cubit pipiku.” Kuharap ini hanya mimpi. HANYA MIMPI. Kemudian ayah mencubit pipiku cukup keras. Ya, sakit sekali.
Oh no!
Ini bukan mimpi. Jadi benar aku akan menikah dengan superstar bernama Yesung. Membayangkan serumah dengannya, membuatku merinding. Jika aku Clouds, mungkin aku sudah koma saking gembiranya. Sayangnya, aku bukan Clouds. Tapi, Jewels. Yaaay hidup Lee Hyukjae!! *\’o’/*
>>Flashback, off

“beruntung sekali kau dipaksa menikah dengan artis. Aku jadi iri. Tapi, kenapa kau tidak menyukainya, hn?”
“molla, sejak pertama kali bertemu dengannya aku sudah tidak menyukainya. Rasanya ada yang aneh jika aku ada disekitarnya.”
Tanpa terasa, kami mengobrol sampai tengah malam. Tapi Yesung belum juga datang. Haha *smirk*
“Yeonju, aku mau pulang dulu. Hhhoaaam~” Sookyung menguap lebar.
“ne. Pulanglah. Aku juga mengantuk. Jaljayo,” lalu dia berjalan keluar. Disaat bersamaan, aku juga berjalan ke kamar. Menjatuhkan diri ke kasur.

 [Yesung POV]
“hyung, izinkan aku tidur disini. Jebal~” pintaku pada Leeteuk hyung.
“ani. Temani istrimu. Sampai kapanpun aku tidak akan mengizinkanmu tinggal disini. Kau sudah jadi suami sekarang. Cepat pulang.” Jahat sekali hyung ini. Apa dia kerasukan setan? Biasanya dia baik seperti malaikat. Oh, mungkin aku akan memanggilnya EvilTeuk.
“hyung~ jebal. Aku tidak bisa membiarkan monster itu menyuruhku tidur diluar. Aku bisa mati kehabisan darah karena nyamuknya banyak.” Pintaku lagi dengan nada melemas.
“Yesung-ya, rumahmu bukan disini lagi.” Sepertinya dia mulai bosan karena aku tidak berhenti membujuknya, buktinya sekarang dia melipat kedua tangannya didepan dadanya.
“rumah itu juga bukan punyaku.”
“tapi bagaimanapun juga Yeonju itu istrimu.”
Ck, apa tidak ada member lain yang mendukungku membujuk hyung ini? Kutengok sekeliling, mereka memang disini. Tapi hanya berperan sebagai penonton.
“hyung~ beri aku 4 keponakan ya?!” Eunhyuk berteriak dari sofa dipojok ruangan.
“A-N-I!! Aku tidak akan menyentuhnya!” tegasku lalu pergi menjauhi dorm. Menuju mobil dan pulang.
“Aish! Sia-sia aku membujuk Leeteuk hyung. Neo jinja babo gateun saram!” aku merutuki diriku sendiri.

KLEEK,
Kubuka pintu kamar dan mendapati Yeonju sedang tidur tengkurap masih dengan kemeja dan celana jeans. Oh, jangan lupakan kauskakinya itu.
‘manis’ gumamku dalam hati.
JDAAAR!! Kubilang dia manis? Oh, sifatnya saja seperti setan! Tidak jangan berpikir seperti itu lagi.
Sudahlah, aku mau tidur saja. Kubuka kausku. Geras sekali disini. Dasar setan! Bukankah sebelumnya kamar ini dingin. Mungkin tubuhnya memancarkan aura panas.

^_^

[Yeonju POV]
Bruuk!
Sesuatu yang berat menimpa perutku. Ugh, appo. Kubuka perlahan kelopak mataku.
“KYAAAA!!” Aku berteriak keras-keras. Tidak mungkin! Kenapa makhluk ini bisa tidur disini? Apa aku lupa mengunci pintu?
“eengh, Wookie-ya. Jangan berisik. Aku masih mau tidur.” Katanya. Wookie? Aku bukan Wookie.
BLUSH
Wajahku memerah karenanya. Hmm, tapi kalau diperhatikan wajahnya cukup tampan.
Andwae~!! Aku tidak menyukainya. Sama sekali tidak. Lalu aku melompat keluar kasur dan mendorong tubuh Yesung yang masih terbalut selimut sampai jatuh ke lantai.
“KYAAAAA!!!” Kali ini aku benar-benar tidak tahan. Dia, dia, DIA TOPLESS!!
“eoh, appo!” katanya sambil memegangi kepalanya. “eh? Yeonju?” tanyanya bingung.
“apa yang kau lakukan?!” tanyaku marah sambil berkacak pinggang dan mata melotot.
“tidak ada. Dasar yeoja setan. Galak sekali jadi orang.” Sindirnya lalu berdiri dan berjalan ke kamar mandi.
Entah kenapa, aku tidak marah dia mengejekku setan...

[Yesung POV]
Sudah 4 bulan aku tinggal seatap dengan yeoja brown hair itu. Aneh sekali. Kami memang serumah. Tapi, kami jarang bertemu.
Ya, tentu saja. Kesibukanku bekerja sebagai Super Junior ditambah dengan kesibukannya kuliah membuat kami hanya tidur dirumah itu. Setiap aku pulang, pasti dia sudah tidur. Intinya sih, beberapa bulan terakhir kami sangaaaat jarang mengobrol.
“hyung, sebentar lagi aku punya keponakankah?” sebuah suara yadong membuyarkan lamunanku.
“yak, Lee Hyukjae!! Sudah kubilang aku tidak akan menyentuhnya.” Bentakku kemudian menjitak kepala yadong itu.
“hyung~ waeyo?”
“karena aku tidak mencintainya.” Jawabku singkat lalu memasang headset di telingaku, memutar lagu Don’t Don dengan volume paling keras.
Sejenak, aku hanyut dalam lagu bertempo cepat ini, lalu menyadari smartphone ditanganku bergetar tanda ada pesan masuk.
From: nae yadong namdongsaeng
“hyung, aku mau punya keponakan darimu, jebal. Atau perlu kuajari cara menyentuh yeoja?”
Ish, dasar monyet yadong! Seketika kulirik wajahnya. Tersirat ekspresi yadong(?) yang sangat kuat.
“Hyukjae!! Hajimara!” sekali lagi, aku menjitak kepalanya. Dan kali ini Ryeowook membantu menjitak kepala Eunhyuk.
“ya, Kim Ryeowook kau jahil sekali!” protes Eunhyuk lalu membalas jitakan yang diterimanya dengan menjitak balik kepala Ryeowoook.
“how dare are you hurt my baby Wookie!” ujarku lalu menjitak untuk ketiga kalinya kepala itu.
“yak! Kalian ini! Bisakah kalian bersikap dewasa?!” pekik Leeteuk keras. Seketika kami menghentikan perang jitak-menjitak.

__-oO0Oo-__

[Author POV]
“Jongwoon-ya, boleh aku ikut denganmu?” tanya Yeonju pada Yesung. Tidak biasanya dia bersikap manis seperti ini.
“untuk apa?” Yesung balik bertanya.
“untuk mengelabuhi media massa. Apa wajar seorang superstar yang sudah menikah tidak pernah membawa istrinya ke tempat kerjanya?”
Yesung berpikir sejenak, memutar bola matanya bosan dan kembali angkat suara.
“ya sudah. Cepat ganti baju.”suruh Yesung.
Secepat kilat, Yeonju berlari ke lemari pakaian dan menyambar pakaian yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
“eh? Jangan ganti didepanku, babo!” pekik Yesung saat melihat istrinya hendak menarik kausnya.
“ish, siapa yang mau ganti didepan orang sepertimu? Perutku gatal!” balas Yeonju sinis lalu menggaruk perutnya dan berjalan ke kamar mandi.
“Fiiiuh~ yak, ppali Yeonju-ah!!” ujar Yesung lalu berjalan keluar rumah dan menyalakan mobilnya.
Dalam tempo sepersekian detik, Yeonju sudah duduk rapi di sebelah kursi kemudi (disebelah Yesung)
“kau duduk dibelakang.” Kata Yesung.
“sekali-kali aku juga mau duduk disini.”
“tidak boleh! Tempat itu khusus untuk Ryeowook. Kau tidak boleh duduk disitu. Cepat pindah. Atau turun dan tidak usah ikut!” bentaknya.
“ok! Dasar kepala besar sialan!” gerutu Yeonju kesal lalu turun dari mobil dan pindah kebelakang.

“ya terima kasih SNSD, selanjutnya penampilan dari Super Junior dengan lagu terbaru mereka, Spy. Check this out.” Naiklah 10 personel Suju keatas panggung. Bernyanyi Spy. Setelah selesai, Yeonju pergi kebelakang panggung menemui—
“Hyukjae oppa~ neomu daebak!” puji Yeonju sambil memberi gesture 2 jempol.
“ha? Kenapa Eunhyuk bukan Yesung?” tanya Donghae heran.
Kemudian, secara tiba-tiba dan tidak diduga, Yesung menarik tengkuk Yeonju dan mencium bibirnya.
‘wae?’ pikir Yeonju dalam hati. Dia kaget, shock, marah, kesal. Semuanya campur aduk.
“Aish, aku ingin sekali seperti itu.” Gerutu Kyuhyun seraya mengacak-acak rambutnya kesal.
Melihat adegan romantis itu, beberapa menber terlihat memerah wajahnya.
“sa...rang...hae..aah..nae...chagi..ya” desah Yesung pelan lalu memiringkan posisi kepalanya.
“aaah~” Yeonju mendesah juga. Lalu, mendorong dada Yesung karena ia sudah kehabisan napas.
“waeyo?” tanya Yesung.
“aku kehabisan napas. Boleh minta waktumu sebentar di luar?”

“ada apa denganmu, eoh?” bisik Yeonju saat sudah di tempat yang agak jauh dari ruangan member Suju berada sekarang.
“heh, yeoja babo! Dengar ya, tadi itu hanya akting. Kau jangan GR! Dan satu lagi, jangan pernah memuji Eunhyuk atau yang lainnya. Bagaimana jika ada gosip ‘istri Kim Jongwoon berselingkuh dengan Lee Hyukjae’?”
“terserah aku. Ini hidupku. Kau tidak bisa seenaknya menyuruh atau melarangku ini dan it..”
“aku suamimu!” potong Yesung dengan berbisik agar tidak terdengar orang lain tapi tetap keras *halah, apa itu?* “posisiku sebagai public figure tidak memungkinkan.”
“kalau begitu, mari kita bercerai.” Kata Yeonju.
“tidak bisa. Orang tuamu akan membunuhmu jika kau meminta bercerai dariku.”
“ya tuhan, sampai kapan hidupku tersiksa seperti ini?” Yeonju menghela napas berat meratapi nasib yang entah itu nasib baik atau buruk yang menimpa hidupnya.

__-oO0Oo-__

[Yeonju POV]
Hiyaa~ dasar kepala besar sialan. Bisa-bisanya menggangu tidur nyenyakku.
Dia sedang berlatih vokal didepan laptopnya diiringi dengan piano digital. Tersirat pikiran iseng, lalu aku bangun menghampirinya dan diam beberapa detik untuk mendengarnya bernyanyi It Has To Be You.
niga animyeon andwae
neo eobsin nan andwae
na ireoke haru handareul tto illyeoneul
na apado joha
nae mam dachyeodo joha nan
geurae nan neo hanaman,
Yak! Sekarang saatnya!
Sarang..haAa~niiIikkaaAAaaA~..

suaranya berubah parau karena aku menekan jakunnya yang besar.
“Yak, Yeonju!! Kau tidak pernah belajar sopan santun, eoh?!”
“mollaseo. Mungkin aku lahir dan langsung berumur 23 tahun.” Candaku lalu berbalik badan dan berjalan menuju kamar mandi.
BLEETAK!!
Belum sampai di kamar mandi, sebuah benda mendarat tepat di kepalaku. Oh, ternyata sendal.
“Yak, Kim Jongwoon! Appo!” ujarku lalu melempar benda tadi tepat ke arah wajahnya.
Dia tidak protes, marah, atau mengomel. Eh? Dia malah berjalan mendekatiku.
“apa hidupmu bahagia?” tanyanya tiba-tiba.
“Ya!! Sebelum aku melihat wajahmu yang menyebalkan!!”
“jika aku selingkuh, apa kau akan cemburu?” pertanyaan macam apa itu? Kenapa dia berpikiran seperti itu? Aduuh, apa yang harus kujawab? “cepat jawab. Apa kau cemburu?!” dia memojokkanku ke dinding. Sekarang aku benar-benar terjepit diantara tubuhnya dan dinding.
“jawab aku.” Bisiknya ke telinga kiriku yang hanya berjarak 3 sentimeter dari bibirnya.
“aku,..aku, aku tidak tau.”jawabku gugup. Ya tuhan, semoga ada kebakaran atau bencana yang lain agar dia melepaskanku. Jebaal, aku tidak suka dipermainkan seperti ini.
“ya, Yeonju! Wajahmu memerah! Aku hanya menggodamu!” dia tertawa renyah melihatku yang ketakutan. My god! Kau harus membayarnya, tuan Kim!!
-
-
Malam ini, tidak seperti biasanya. Kami, makan malam berdua. Makan ramyeon instan buatan Yesung. Dia melarangku memasak karena parno aku memasukkan racun dalam makanannya. Ya, aku memang tidak bisa memasak.
Selesai makan, aku membereskan peralatan makan dan bergegas pergi kedapur untuk mencuci piring.

[Author POV]
Belum sampai Yeonju ke cucian piring, terdapat air tergenang di depan lemari piring. Spontan, Yeonju yang tidak mengetahui letak air itu terpeleset. Dia tidak terjatuh karena berpegangan pada lemari. Malang bagi piring itu, semuanya pecah karena terlempar.
“Yak, dasar yeoja babo! Cepat bereskan!” bentak Yesung kasar.
Dengan berat hati, Yeonju membersihkan alat makan yang tidak berdosa(?) itu.
“Aaw~!” pekik Yeonju keras ditengah aktifitasnya membersihkan pecahan kaca.
“jangan banyak bicara! Bersihkan saja.” Yesung tidak menyadari jari Yeonju tertancap beling cukup dalam. Makanya dia tetap memarahinya.
“hiiks,..” Yeonju berhenti memunguti beling dan memegangi jarinya yang terus mengeluarkan darah.
“jangan menangis!” bentak Yesung sekali lagi.
Tapi itu malah memperburuk suasana. Yeonju terus menangis. Kira-kira sekitar 30 menit dia menangis. Karena tidak tahan, terpaksa Yesung menghisap darah yang mengalir dari telunjuk Yeonju kemudian berdiri hendak mengambil plester luka dan menempelkannya di tangan yeoja bermata hazel itu.
“nah, selesai. Uljima.” Kata Yesung. Bukannya berhenti, tangisan Yeonju malah semakin keras.
“yak! Matamu jebol atau kenapa?! Berhentilah menangis! Aku tahu tanganmu tidak sakit lagi. Uljima, cengeng.” Bentak Yesung untuk kesekian kalinya.
“Yesung-ya, aku menangis bukan karena sakit. Tapi karena kau yang terus membentakku. Berhentilah melakukan itu. Huaa~!”
Yesung menyadari hal itu, Yesung medekap erat sayang tubuh itu. Seolah tidak ingin kehilangannya. Tubuh Yeonju yang mungil sangat pas dalam pelukan Yesung.
Kaget. Itulah kata-kata yang melukiskan perasaan Yeonju sekarang. Seketika, air matanya berhenti mengalir.
“sudah lebih tenang?” tanya Yesung pelan setelah melepas pelukannya.
“Uh, Uh! Kau babo! Benar-benar namja babo. Aku membencimu.” Yeonju memukul keras dada Yesung lalu menangis lagi.
“minggu depan aku ikut ‘We Got Married’ pasanganku Seohyun SNSD. Apa kau mengizinkanku?”
Bingung harus berkata apa. “boleh tidak?” tanya Yesung lagi menunggu jawaban dari Yeonju.
“ayo kita cerai!!” teriak Yeonju tiba-tiba. Yesung bingung,
“jadi?”
“molla. Itu terserah padamu. Aku bisa mengerti posisimu sebagai seorang Super Junior. Kau tidak bisa sepenuhnya milikku. Kau itu milik ELF, Cloud dan.....Ryeowook. Aku hanyalah 1 diantara ribuan fansmu.” KYAAAAA!!! Dari mana aku dapat kata-kata sekeren itu? Jujur saja, mungkin tadi ada malaikat yang sengaja membimbing lidahku. Pikir Yeonju ngawur.
“ap, apa kau bilang?”
“Hhhoaaam~” Yeonju menguap lebar. “aku mau tidur dulu. Jaljayo kepala besar yang menyebalkan.”
“Eeeeeh? Apa aku tidak tidur bersamamu?”
“dengar ya, tuan Kim! Aku tetap tidak mau tidur seranjang denganmu. Itu tidak baik untuk kesehatan jantungku. Dan aku masih menganggapmu orang asing. Jangan coba-coba memeluk atau mencium bibirku sesuka hatimu!” tegas Yeonju dengan telunjuk kiri yang menunjuk tajam hidung Yesung.
“kesehatan jantung? Memangnya kenapa?” Yesung berhenti sejenak, lalu melanjutkannya lagi “Oooh, aku tau. Kau pasti berebar-debar disampingku. Jangan lebay. Aku tau aku ini keren, tamp..”
“Aaah, sudahlah. Aku mau tidur.” Wajah Yeonju tampak memerah. Dia menutupinya dengan telapak tangannya lalu berjalan ke kamar. Dibelakangnya Yesung mengikuti.
Saat tiba di depan pintu kamar, Yeonju memperingati Yesung untuk tidak ikut masuk.
“ini, ambillah. Aku kasihan melihatmu dibantai nyamuk.” Kata Yeonju innocent. Ooh, dia memberi Yesung bantal + guling + selimut.
“yak! Kalau kau kasihan seharusnya kau membiarkanku tidur di dalam!”
“OK!!” kata Yeonju keras. Lalu melanjutkan kalimatnya. “kau boleh tidur didalam. Tapi dilantai.”
“Hei, aku ini artis papan atas Korea! Masa iya aku tidur dilantai. Aku bisa saja menyewa kamar hotel...”
“Oh kalau begitu baguslah. Sewa kamar saja. Siapa takut, wlee!”
“Ok, berciumanlah dengan bantal itu. Park Yeonju!!” Yesung melempar benda yang dipegangnya ke wajah Yeonju lalu menyamber kunci mobil dengan beringas(?) dan bergegas keluar rumah.
“Dasar namja! Ck!”
DEEEG!!
Eeh, kenapa aku? Jantungku tiba-tiba berdebar. Pikir Yeonju sesaat setelah merebahkan diri di kasur.
DEEG DEG
Aduh kenapa semakin cepat? Apa yang terjadi padaku?

[Yesung POV]
Aduuh, Yeonju! Bukan itu maksudku. Aku tidak mau sewa kamar. Ish, kepribadiannya tidak bisa ditebak. Kadang sangat galak, tapi bisa juga berubah menjadi malaikat super manis. Ternyata makhluk yang merasuki jiwanya banyak sekali, ㅋㅋㅋ. Terus aku bagaimana disini? Aku tidak bawa dompet. Hanya kunci mobil. Kalau tidur dimobil, bisa mati kehabisan oksigen!
Mampus kau!
Aah, terserah. Lebih baik aku tidur dikamar. Semoga pintunya tidak dikunci oleh makhluk kejam itu.

KLEEK,
Yes! Tidak dikunci. Huahaha. Tidurlah sepuasmu Yesung..
Baru genap 2 menit aku merasakan kasur empuk ini, ponselku berdering. Kutengok layar smartphone itu. Layarnya menampilkan sebuah nama CheonsaTeuk. Aigoo~ apa sekarang saatnya memberitahukan dia kehabisan stok susunya?
yeoboseo? Hyung, waeyo?” sapaku senormal mungkin. Berusaha menyembunyikan nada kekesalan yang melanda pita suaraku.
“.....!” diam. Tidak ada suara. Lalu sambungan teleponnya terputus sendiri.
“ish, apa lagi? Persetan ah, aku nguantuk!” aku tidak peduli. Aku memejamkan mata dan mencoba tidur.
Tiba-tiba aku mendengar sebuah suara yang keluar dari manusia disebelahku. Perkataannya membuat jantungku berpindah tempat. “ya, mianhae Sungie oppa. Jeongmal mianhae. Saranghaeyeo.” Katanya. Kulihat wajahnya. Andwae. Maldo andwae. Dia sedang mengigau.

Beberapa hari kemudian,..
[Yeonju POV]
Stres. Itulah yang kurasakan beberapa hari terakhir ini. Perkataan Yesung waktu itu mengganggu pikiranku sejak kemarin. ‘Jika aku selingkuh, apa kau akan cemburu?’. Aku sendiri bingung apa perasaan yang kurasakan padanya. Aku ini benci atau cinta?
Kutenggak habis segelas penuh wine ditanganku. Mabuk. Itulah obat paling mujarab untuk sejenak melupakan masalah. Yaah, setidaknya itu menurutku.
“Ya, Yeonju! Kau sudah minum 3 gelas penuh! Nanti kau mabuk!” Sookyung. Suara tenor temanku terdengar. Apa yang dia lakukan di rumahku malam-malam begini?
Oh iya, aku sendiri yang mengajaknya kemari.
“naneun gwenchannayo. Ugh~” tiba-tiba kepalaku pusing. Eh?
‘TING~ TONG~’
Bel pintu berbunyi. 3 detik kemudian, aku mendengar suara Yesung menggema di ruangan ini.
“aku pulang.”
Aku yakin saat ini napas Sookyung naik-turun melihat namja terkeren(?) sepanjang hidupnya.
“Yesung oppa, istrimu mabuk.” Terang Sookyung dengan napas yang kurasa dia berusaha mati-matian untuk tidak loncat-loncat seperti kutu karena melihat Yesung sedang berdiri diujung pintu sana.
“aah, ani. Aku tidak mabuk. Hanya sedikit pusing.” Kilahku pelan.
“syukurlah. Aku mau pulang dulu ya.” Sookyung beranjak dari duduknya. “Yesung oppa, Yeonju-ya, selamat malam.” Pamitnya lalu menghilang dibalik pintu berwarna merah itu.
“ya, hati-hati dijalan.” Balas Yesung namun terlambat. Detik berikutnya aku menyadari dia sudah duduk di sofa sebelahku.
“cepat tidur. Ini hampir tengah malam. Aku tau kau tidak ingin terlambat kuliah!” katanya ketus. Aku yakin dari perkataannya tadi terdapat secercah kalimat perhatian.
“heem.” Hanya itu yang yang bisa keluar dari mulutku. Lalu aku berjalan ke kamar.
Belum genap sampai daun pintu, terjadilah itu,..
Aku muntah! Sekali lagi, AKU MUNTAH!! Seketika, lututku lemas dan aku terduduk lesu di lantai sambil memegangi kepalaku yang sudah terasa seperti 1000 kepala badak. Berat sekali. Setelah itu, semua gelap.

[Yesung POV]
Hiiiy~ dia muntah! Hueek! Tapi kok, dia langsung tidur ya? *pingsan, bang -,-‘’*
Eeeeeeeh, jangan-jangan—
Aku bergegas keluar rumah mencari Sookyung. Cukup jauh aku berlari, sampai akhirnya aku menemukannya sedang duduk di sebuah café 24 jam dengan secangkir kopi ditangannya.
“GOO SOOKYUNG!! JEBAAAL!!” Teriakku sekeras mungkin. Dia menoleh, cangkir yang dipegangnya terlempar karena terkejut yang memanggilnya adalah aku.
“ahjusshi, mianhae. Aku butuh yeoja ini sebentar. Nanti cangkirnya kuganti.” Aku membungkuk sebentar pada penjaga toko itu dan segera menarik tangan yeoja bermarga Goo itu kerumahku.
“ada apa?” tanyanya bingung.
“nanti saja. Kau juga akan segera tahu.”
Tak terasa, dalam tempo sepersekian detik kami sudah sampai dimana Yeonju terbujur kaku(?).
“Aaah~ apa yang terjadi?”
“molla, tiba-tiba dia muntah dan pingsan. Aku tidak tahu cara ‘mengurus’ orang pingsan. Tolong bantu aku. Bisakah kau mengganti bajunya dan mengelap muntahnya dari lantai itu? Aku mau membayar cangkir itu pada paman tua tadi.” Kataku tanpa spasi yang malah membuatnya mengernyitkan kening. AKU BENAR-BENAR PANIK. Ok, sabar.
“Sookyung, mau bayar cangkir yang kau pecahkan tadi di café tadi. Sementara aku kesana, apakah kau mau, membersihkan lantai dan mengganti bajunya?” tanyaku pelan-pelan.
Dia mengangguk kecil.                                                                                                                                                           
“oppa, tolong bawa istrimu ke kasur dulu.” Pintanya dengan nada melemas. Haduuh~ apa yeoja ini selemah itukah? Atau Yeonju yang obesitas?
Dan akhirnya, (walau terpaksa) aku menggendong Yeonju bridal style ke kasur.

Keesokan harinya,..
Yeoja disebelahku masih tertidur pulas sambil sesekali bergerak halus. Sedangkan aku? Haduuh, aku sama sekali tidak tidur demi menjaga wanita ini.
Menjaga???
Jangan-jangan, jangan-jangan?
“joahae, Yeonju.” Bisikku pelan pada telinganya. Babo. Mana mungkin dia mendengarnya.
‘TING~ TONG~’
Seseorang memencet bel. Nugu?

“aigoo~ kalian rupanya. Ada apa?” tanyaku melihat seleruh member Suju (kecuali Siwon) berdiri di depan pintu masuk rumahku.
“kami mau jenguk istrimu, boleh?” jawab Kyuhyun seraya tersenyum ambigu kearahku.
“silahkan nae hyung gwa namdongsaeng. Eh, Siwon tidak ikut?”
“tidak. Dia masih tidur di kasurnya bersama istrinya.” Jawab Shindong singkat. Ya, Siwon adalah member Suju kedua setelah aku yang menikah.
“oh, ya sudah. Ayo masuk.” Setelah itu, mereka duduk diruang tamu. Seperti biasa, KyuMin selalu bersebelahan.
“Wookie-ya, bantu aku.”
“ne, hyung?”
“tolong buatkan minuman, mau tidak?” bisikku lalu memeluk sekilas tubuhnya.
“up to you.” Jawabnya singkat lalu berjalan ke pantry dapurku.
“hyung! Sudah hamil berapa bulan?” tanya Eunhyuk tiba-tiba. Selalu saja, manusia ini bicara topik yang menurutku sangat yadong.
“yak, otakmu kotor sekali seperti wc! Bisakah kita tidak membicarakan itu?” sindirku padanya.
Kami mengobrol, tertawa, bercanda, marah. Aku senang seperti ini. Andai aku jadi manusia abadi. Aku ingin sekali terus seperti ini. Tapi ada yang kurang. Heechul, Siwon, Kibum, dan.....Hangeng.

3 years later..
Rasanya 3 tahun seperti 3 jam saja. Semua berlalu begitu cepat. Tidak terasa semua member SJ sudah menikah. Dan rata-rata umur kami bertambah, hehe. Dan aku, aku sudah memulai lagi dari awal dengan Kim Yeonju, yeoja itu sudah berganti marga. Wanita yang kunikahi atas kehentak kedua orang tua kami. Kukira pernikahan ini tidak akan tahan sampai 6 bulan. Ternyata aku salah. Bahkan saat ini, sudah bertambah anggota baru dalam keluarga kecil kami. Kim Sarang. Malaikat kecil yang mengisi hari-hariku dengan tingkah menggemaskannya.
“Chagiya, kau melamun?” tanya sebuah suara yang kuyakin itu keluar dari mulut Yeonju. Haha, bahkan sekarang dia lebih sering memanggilku ‘chagiya’ dan bukan ‘kepala besar sialan’ seperti dulu.
“ani. Aku tidak melamun. Mana Sarang?”
“chagi, kenapa kau menamainya Sarang?” tanyanya balik.
“karena,..anak itu lahir di hari valentine. Sebuah kebeuntungan berarti bagiku.” Jelasku lalu mengecup sekilas bibir Yeonju.
“Aku sangat bersyukur pada Tuhan. Aku bersyukur atas hidupku, anak kita dan...neo,.”
“nado, Kim Yeonju nae sarang.”  Balasku lalu mencium bibirnya lama.

-FIN-
*hehe. gimana readers? Aku lagi miskin kata-kata manis. Makanya 3 years later-nya sedikit doang. Thanks for reading. Don’t forget comment and like this FF. Gomawo~ [bow with member SJ]*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar