Tittle: Big Head Yesung, Hate You Love You
Author: @Fifi_CloELF
Genre: romance, Fluff *maybe?* etc.
Rating: T
Cast: Kim Jongwoon (Yesung), Park Yeonju
(OC), Goo Sookyung (OC) and other cast.
Disclaimer: I own (100%) idea, plot,
and the story. Kim Yesung and other cast belongs to God.
* Annyeong readers~~ mian kalo ada kesamaan
nama-tempat-cerita blablabla but seriously this story is completely mine. Mian buat Clouds, jangan marah.. I hate silent reader. Tinggalkan jejakmu,
okay?! anyway, happy reading~^^ [bow with Yesung oppa]*
[Yeonju POV]
Malam pertama. Inilah malam yang belum pernah
kubayangkan sebelumnya. Saat ini aku sudah menikah. Dengan orang yang sama
sekali tidak kusukai dan kucintai. Kami baru saja pemberkatan tadi pagi. Hanya pemberkatan. Tidak ada ciuman atau semacamnya.
Ya, karena kami berdua memang tidak memiliki rasa sama sekali. Orang itu, aku
memang tidak menyukainya. Sikapnya terlalu sinis dan dingin padaku.
Sekarang-pun, aku masih meringkuk diam di dalam selimut tebal bercorak bunga di kamar kami.
Kami? Mollaseo, apa aku mau tidur sekamar dengan namja seperti dia. Pintunya kukunci
agar dia tidak bisa masuk. Yah, ini memang tidak bisa disebut kamar kami.
Seharusnya hanya aku. Dia belum pernah memasuki kamar besar nan nyaman ini.
Took~ Tok~ Tok
Terdengar suara
ketukan pintu. Aku tidak peduli. Aku tau itu pasti dia.
“Yeonju-ya, buka
pintunya.” Pintanya dari seberang pintu sana. “mau apa?” tanyaku dingin.
“tentu saja mau tidur.
Cepat buka!” pintanya lagi dengan nada marah.
“shireo. Kau tidur
diluar saja. Malam ini kau tidak boleh melihatku.” Aku
berkata demikian karena saat ini aku hanya memakai lingerie putih transparan yang dipersiapkan untuk malam pertama. AKU TIDAK SUKA. Benar-benar buruk. Jelas-jelas aku
tidak suka dengannya. Kenapa dibawakan baju seperti ini?!
“yak! Park Yeonju!
Cepat buka. Memangnya aku mau melakukan itu denganmu, eoh?! Maldo andwae.
Jangan bermimpi terlalu tinggi!” hardiknya sinis. Ya! Memang kata-kata seperti
itu yang kuharapkan. Jangan pernah melakukan itu. Karena sampai reinkarnasi-pun
aku tidak akan menyukaimu, Kim Jongwoon!
“gomawo. Aku mau tidur dulu. Hati-hati, diluar
banyak nyamuk, Jaljayo.” Tuturku sebelum menutup mata dan telingaku untuk pergi
tidur tanpa memerdulikannya yang terus berteriak memohon padaku untuk
membukakan pintu untuknya.
***
Pagi pertamaku di
kamar ini. Sepi. Tidak ada eommaku yang mengomel karena aku kesiangan. Kesiangan?
Hey! Jam berapa ini?! Kulirik takut jam yang menempel di dinding. Berharap
masih jam 5 karena jam 6 aku harus kuliah.
Oh shit!
Sudah jam 5.55.
padahal jarak kampus dengan tempat ini cukup jauh. Aigoo~ sampai kapan aku
begini? Yeonju! Ayo bangun! Aku berlari keluar kamar dengan masih terbalut
selimut. Menyambar handuk dan segera menuju kamar mandi di dalam kamar tidur.
“KYAAAA~!!” sejak
kapan air kutub mengungsi di sini? Bbrr~ dingin sekali. Sedetik kemudian, aku
menyadari Kim Jongwoon a.k.a Yesung membuka pintu kamar mandi dan mendapati
tubuhku menggigil hebat karena kedinginan.
“dasar pembuat masalah! Lihat! Kau memutar
kran biru! Itu air dingin! Seharusnya kau memutar keduanya, babo!” bentaknya
kasar sambil menunjuk 2 kran berwarna merah dan biru yang melekat di dinding
kamar mandi.
“KIM JONGWOON!! KELUAR!!” pekikku sekeras
mungkin. Mana boleh ia melihatku memakai dress menjijikkan seperti ini?
>>Skip time
Seharian penuh aku kuliah. Saat tiba di rumah
baru-ku, aku tidak melihat batang hidung namja bermata sipit itu. Tentu saja, dia kan artis. BAGUS! Aku
bisa memanggil Sookyung kemari. Segera saja kuraih ponsel di tas-ku. Mengetik
sms,
To: Sookyung babo
Datanglah kerumahku. Aku hampir mati
kekeringan karena bosan. Ppali.
Beberapa menit
kemudian, yeoja itu membalas
From: Sookyung babo
Buka pintunya. Aku datang.
Heeh? Cepat sekali. Jangan-jangan, dia
membuntutiku dari kampus? Kemudian aku
berjalan menuju pintu masuk dan membuka pintunya.
“annyeong nyonya Kim?!” sapanya riang sambil
tersenyum gembira. Dasar childish!
“nyonya Kim? Aku tidak akan mendapat gelar itu
karena aku sendiri tidak sudi disentuh olehnya.”
Dia cemberut. Haha,
lucu sekali. Matanya membulat dan itu membuatnya 2x lebih besar dari ukuran
semula.
“ayo masuk.” Ajakku
padanya. Aku tahu, dia ini adalah ELF. Terutama pada Yesung. Saking
terobsesinya, dia pernah datang ke dorm mereka pagi-pagi buta hanya untuk
menyapa idolanya tersebut.
“kenapa kau membenci
Yesung? Dia itu sempurna.” Tanya Sookyung lalu menyeruput lemon tea yang
kusuguhkan padanya.
“karena aku tidak
menyukainya. Dan tentang sempurna, sepertinya kau salah besar.”
<<Flashback
“MWO?! MENIKAH?! DENGAN YESUNG?!” bagai pedang
menusuk jantungku. Aku bermimpi kah?
“ne, Yeonju. Mau tidak mau kau harus
menerimanya.” Kata appaku dengan wajah besi, seolah dengan cara apapun, aku
tidak bisa melelehkan keputusan yang tidak adil ini.
“hajiman, w-wae? Aku tidak mencintainya.” Tapi
tetap saja aku membujuknya.
“kau harus melakukannya. Perusahaan ayah
sedang terpuruk. Hanya dengan menikahinya bisnis ayah bisa bangkit lagi. Dan appa sudah
mengurus sem..”
“cinta tidak bisa
dipaksakan, yah!” ujarku marah. Walaupun marah, aku tetap berusaha untuk
menyembunyikan nada marah itu dalam nada bicaraku. Tapi tetap saja, ayahku
pasti bisa menangkapnya,
“apa kau mencintai
ayah? Menikahlah dengan Yesung. Semua akan baik-baik saja.”
“appa, tolong cubit pipiku.” Kuharap ini hanya
mimpi. HANYA MIMPI. Kemudian ayah mencubit pipiku cukup keras. Ya, sakit
sekali.
Oh no!
Ini bukan mimpi. Jadi benar aku akan menikah
dengan superstar bernama Yesung. Membayangkan serumah dengannya, membuatku
merinding. Jika aku Clouds,
mungkin aku sudah koma saking gembiranya. Sayangnya, aku bukan Clouds. Tapi, Jewels. Yaaay hidup Lee Hyukjae!! *\’o’/*
>>Flashback, off
“beruntung sekali kau dipaksa menikah dengan
artis. Aku jadi iri. Tapi, kenapa kau tidak menyukainya, hn?”
“molla, sejak pertama kali bertemu dengannya
aku sudah tidak menyukainya. Rasanya ada
yang aneh jika aku ada disekitarnya.”
Tanpa terasa, kami
mengobrol sampai tengah malam. Tapi Yesung belum juga datang. Haha
*smirk*
“Yeonju, aku mau pulang dulu. Hhhoaaam~”
Sookyung menguap lebar.
“ne. Pulanglah. Aku
juga mengantuk. Jaljayo,” lalu dia berjalan keluar. Disaat bersamaan, aku juga
berjalan ke kamar. Menjatuhkan diri ke kasur.
[Yesung
POV]
“hyung, izinkan aku tidur disini. Jebal~” pintaku pada Leeteuk hyung.
“ani. Temani istrimu. Sampai kapanpun aku
tidak akan mengizinkanmu tinggal disini. Kau sudah jadi suami sekarang. Cepat
pulang.” Jahat sekali hyung ini. Apa dia kerasukan setan? Biasanya dia baik
seperti malaikat. Oh, mungkin aku akan memanggilnya EvilTeuk.
“hyung~ jebal. Aku tidak bisa membiarkan
monster itu menyuruhku tidur diluar. Aku bisa mati kehabisan darah karena nyamuknya
banyak.” Pintaku lagi dengan nada melemas.
“Yesung-ya, rumahmu bukan disini lagi.”
Sepertinya dia mulai bosan karena aku tidak berhenti membujuknya, buktinya
sekarang dia melipat kedua tangannya didepan dadanya.
“rumah itu juga bukan punyaku.”
“tapi bagaimanapun juga Yeonju itu istrimu.”
Ck, apa tidak ada member lain yang
mendukungku membujuk hyung ini? Kutengok sekeliling, mereka memang disini. Tapi
hanya berperan sebagai penonton.
“hyung~ beri aku 4 keponakan ya?!” Eunhyuk
berteriak dari sofa dipojok ruangan.
“A-N-I!! Aku tidak akan menyentuhnya!”
tegasku lalu pergi menjauhi dorm. Menuju mobil dan pulang.
“Aish! Sia-sia aku membujuk Leeteuk hyung. Neo
jinja babo gateun saram!” aku merutuki diriku sendiri.
KLEEK,
Kubuka pintu kamar dan mendapati Yeonju
sedang tidur tengkurap masih dengan kemeja dan celana jeans. Oh, jangan lupakan
kauskakinya itu.
‘manis’ gumamku dalam hati.
JDAAAR!! Kubilang dia manis? Oh, sifatnya
saja seperti setan! Tidak jangan berpikir seperti itu lagi.
Sudahlah, aku mau tidur saja. Kubuka kausku.
Geras sekali disini. Dasar setan! Bukankah sebelumnya kamar ini dingin. Mungkin
tubuhnya memancarkan aura panas.
^_^
[Yeonju POV]
Bruuk!
Sesuatu yang berat menimpa perutku. Ugh,
appo. Kubuka perlahan kelopak mataku.
“KYAAAA!!” Aku berteriak keras-keras. Tidak
mungkin! Kenapa makhluk ini bisa tidur disini? Apa aku lupa mengunci pintu?
“eengh, Wookie-ya. Jangan berisik. Aku masih
mau tidur.” Katanya. Wookie? Aku bukan Wookie.
BLUSH
Wajahku memerah karenanya. Hmm, tapi kalau
diperhatikan wajahnya cukup tampan.
Andwae~!! Aku tidak menyukainya. Sama sekali
tidak. Lalu aku melompat keluar kasur dan mendorong tubuh Yesung yang masih
terbalut selimut sampai jatuh ke lantai.
“KYAAAAA!!!” Kali ini aku benar-benar tidak
tahan. Dia, dia, DIA TOPLESS!!
“eoh, appo!” katanya sambil memegangi
kepalanya. “eh? Yeonju?” tanyanya bingung.
“apa yang kau lakukan?!” tanyaku marah sambil
berkacak pinggang dan mata melotot.
“tidak ada. Dasar yeoja setan. Galak sekali jadi
orang.” Sindirnya lalu berdiri dan berjalan ke kamar mandi.
Entah kenapa, aku tidak marah dia mengejekku
setan...
[Yesung POV]
Sudah 4 bulan aku tinggal seatap dengan yeoja
brown hair itu. Aneh sekali. Kami memang serumah. Tapi, kami jarang bertemu.
Ya, tentu saja. Kesibukanku bekerja sebagai
Super Junior ditambah dengan kesibukannya kuliah membuat kami hanya tidur
dirumah itu. Setiap aku pulang, pasti dia sudah tidur. Intinya sih, beberapa
bulan terakhir kami sangaaaat jarang mengobrol.
“hyung, sebentar lagi aku punya
keponakankah?” sebuah suara yadong membuyarkan lamunanku.
“yak, Lee Hyukjae!! Sudah kubilang aku tidak
akan menyentuhnya.” Bentakku kemudian menjitak kepala yadong itu.
“hyung~ waeyo?”
“karena aku tidak mencintainya.” Jawabku
singkat lalu memasang headset di telingaku, memutar lagu Don’t Don dengan
volume paling keras.
Sejenak, aku hanyut dalam lagu bertempo cepat
ini, lalu menyadari smartphone ditanganku bergetar tanda ada pesan masuk.
From: nae yadong namdongsaeng
“hyung, aku mau punya keponakan darimu, jebal.
Atau perlu kuajari cara menyentuh yeoja?”
Ish, dasar monyet yadong! Seketika kulirik
wajahnya. Tersirat ekspresi yadong(?) yang sangat kuat.
“Hyukjae!! Hajimara!” sekali lagi, aku
menjitak kepalanya. Dan kali ini Ryeowook membantu menjitak kepala Eunhyuk.
“ya, Kim Ryeowook kau jahil sekali!” protes
Eunhyuk lalu membalas jitakan yang diterimanya dengan menjitak balik kepala
Ryeowoook.
“how dare are you hurt my baby Wookie!”
ujarku lalu menjitak untuk ketiga kalinya kepala itu.
“yak! Kalian ini! Bisakah kalian bersikap
dewasa?!” pekik Leeteuk keras. Seketika kami menghentikan perang
jitak-menjitak.
__-oO0Oo-__
[Author POV]
“Jongwoon-ya, boleh aku ikut denganmu?” tanya
Yeonju pada Yesung. Tidak biasanya dia bersikap manis seperti ini.
“untuk apa?” Yesung balik bertanya.
“untuk mengelabuhi media massa. Apa wajar
seorang superstar yang sudah menikah tidak pernah membawa istrinya ke tempat
kerjanya?”
Yesung berpikir sejenak, memutar bola matanya
bosan dan kembali angkat suara.
“ya sudah. Cepat ganti baju.”suruh Yesung.
Secepat kilat, Yeonju berlari ke lemari
pakaian dan menyambar pakaian yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
“eh? Jangan ganti didepanku, babo!” pekik
Yesung saat melihat istrinya hendak menarik kausnya.
“ish, siapa yang mau ganti didepan orang
sepertimu? Perutku gatal!” balas Yeonju sinis lalu menggaruk perutnya dan
berjalan ke kamar mandi.
“Fiiiuh~ yak, ppali Yeonju-ah!!” ujar Yesung
lalu berjalan keluar rumah dan menyalakan mobilnya.
Dalam tempo sepersekian detik, Yeonju sudah
duduk rapi di sebelah kursi kemudi (disebelah Yesung)
“kau duduk dibelakang.” Kata Yesung.
“sekali-kali aku juga mau duduk disini.”
“tidak boleh! Tempat itu khusus untuk
Ryeowook. Kau tidak boleh duduk disitu. Cepat pindah. Atau turun dan tidak usah
ikut!” bentaknya.
“ok! Dasar kepala besar sialan!” gerutu Yeonju
kesal lalu turun dari mobil dan pindah kebelakang.
“ya terima kasih SNSD, selanjutnya penampilan
dari Super Junior dengan lagu terbaru mereka, Spy. Check this out.” Naiklah 10
personel Suju keatas panggung. Bernyanyi Spy. Setelah selesai, Yeonju pergi
kebelakang panggung menemui—
“Hyukjae oppa~ neomu daebak!” puji Yeonju
sambil memberi gesture 2 jempol.
“ha? Kenapa Eunhyuk bukan Yesung?” tanya
Donghae heran.
Kemudian, secara tiba-tiba dan tidak diduga,
Yesung menarik tengkuk Yeonju dan mencium bibirnya.
‘wae?’ pikir Yeonju dalam hati. Dia kaget,
shock, marah, kesal. Semuanya campur aduk.
“Aish, aku ingin sekali seperti itu.” Gerutu
Kyuhyun seraya mengacak-acak rambutnya kesal.
Melihat adegan romantis itu, beberapa
menber terlihat memerah wajahnya.
“sa...rang...hae..aah..nae...chagi..ya” desah
Yesung pelan lalu memiringkan posisi kepalanya.
“aaah~” Yeonju mendesah juga. Lalu, mendorong
dada Yesung karena ia sudah kehabisan napas.
“waeyo?” tanya Yesung.
“aku kehabisan napas. Boleh minta waktumu
sebentar di luar?”
“ada apa denganmu, eoh?” bisik Yeonju saat
sudah di tempat yang agak jauh dari ruangan member Suju berada sekarang.
“heh, yeoja babo! Dengar ya, tadi itu hanya
akting. Kau jangan GR! Dan satu lagi, jangan pernah memuji Eunhyuk atau yang
lainnya. Bagaimana jika ada gosip ‘istri Kim Jongwoon berselingkuh dengan Lee
Hyukjae’?”
“terserah aku. Ini hidupku. Kau tidak bisa
seenaknya menyuruh atau melarangku ini dan it..”
“aku suamimu!” potong Yesung dengan berbisik
agar tidak terdengar orang lain tapi tetap keras *halah, apa itu?* “posisiku
sebagai public figure tidak memungkinkan.”
“kalau begitu, mari kita bercerai.” Kata Yeonju.
“tidak bisa. Orang tuamu akan membunuhmu jika
kau meminta bercerai dariku.”
“ya tuhan, sampai kapan hidupku tersiksa
seperti ini?” Yeonju menghela napas berat meratapi nasib yang entah itu nasib
baik atau buruk yang menimpa hidupnya.
__-oO0Oo-__
[Yeonju POV]
Hiyaa~ dasar kepala besar sialan.
Bisa-bisanya menggangu tidur nyenyakku.
Dia sedang berlatih vokal didepan laptopnya
diiringi dengan piano digital. Tersirat pikiran iseng, lalu aku bangun
menghampirinya dan diam beberapa detik untuk mendengarnya bernyanyi It Has To
Be You.
niga animyeon andwae
neo eobsin nan andwae
na ireoke haru handareul tto illyeoneul
na apado joha
nae mam dachyeodo joha nan
geurae nan neo hanaman,
Yak! Sekarang saatnya!
Sarang..haAa~niiIikkaaAAaaA~..
suaranya berubah parau karena aku menekan
jakunnya yang besar.
“Yak, Yeonju!! Kau tidak pernah belajar sopan
santun, eoh?!”
“mollaseo. Mungkin aku lahir dan langsung
berumur 23 tahun.” Candaku lalu berbalik badan dan berjalan menuju kamar mandi.
BLEETAK!!
Belum sampai di kamar mandi, sebuah benda
mendarat tepat di kepalaku. Oh, ternyata sendal.
“Yak, Kim Jongwoon! Appo!” ujarku lalu
melempar benda tadi tepat ke arah wajahnya.
Dia tidak protes, marah, atau mengomel. Eh?
Dia malah berjalan mendekatiku.
“apa hidupmu bahagia?” tanyanya tiba-tiba.
“Ya!! Sebelum aku melihat wajahmu yang
menyebalkan!!”
“jika aku selingkuh, apa kau akan cemburu?”
pertanyaan macam apa itu? Kenapa dia berpikiran seperti itu? Aduuh, apa yang
harus kujawab? “cepat jawab. Apa kau cemburu?!” dia memojokkanku ke dinding.
Sekarang aku benar-benar terjepit diantara tubuhnya dan dinding.
“jawab aku.” Bisiknya ke telinga kiriku yang
hanya berjarak 3 sentimeter dari bibirnya.
“aku,..aku, aku tidak tau.”jawabku gugup. Ya
tuhan, semoga ada kebakaran atau bencana yang lain agar dia melepaskanku.
Jebaal, aku tidak suka dipermainkan seperti ini.
“ya, Yeonju! Wajahmu memerah! Aku hanya
menggodamu!” dia tertawa renyah melihatku yang ketakutan. My god! Kau harus
membayarnya, tuan Kim!!
-
-
Malam ini, tidak seperti biasanya. Kami,
makan malam berdua. Makan ramyeon instan buatan Yesung. Dia melarangku memasak
karena parno aku memasukkan racun dalam makanannya. Ya, aku memang tidak bisa
memasak.
Selesai makan, aku membereskan peralatan
makan dan bergegas pergi kedapur untuk mencuci piring.
[Author POV]
Belum sampai Yeonju ke cucian piring,
terdapat air tergenang di depan lemari piring. Spontan, Yeonju yang tidak
mengetahui letak air itu terpeleset. Dia tidak terjatuh karena berpegangan pada
lemari. Malang bagi piring itu, semuanya pecah karena terlempar.
“Yak, dasar yeoja babo! Cepat bereskan!”
bentak Yesung kasar.
Dengan berat hati, Yeonju membersihkan alat
makan yang tidak berdosa(?) itu.
“Aaw~!” pekik Yeonju keras ditengah
aktifitasnya membersihkan pecahan kaca.
“jangan banyak bicara! Bersihkan saja.”
Yesung tidak menyadari jari Yeonju tertancap beling cukup dalam. Makanya dia
tetap memarahinya.
“hiiks,..” Yeonju berhenti memunguti beling
dan memegangi jarinya yang terus mengeluarkan darah.
“jangan menangis!” bentak Yesung sekali lagi.
Tapi itu malah memperburuk suasana. Yeonju
terus menangis. Kira-kira sekitar 30 menit dia menangis. Karena tidak tahan,
terpaksa Yesung menghisap darah yang mengalir dari telunjuk Yeonju kemudian
berdiri hendak mengambil plester luka dan menempelkannya di tangan yeoja
bermata hazel itu.
“nah, selesai. Uljima.” Kata Yesung. Bukannya
berhenti, tangisan Yeonju malah semakin keras.
“yak! Matamu jebol atau kenapa?! Berhentilah
menangis! Aku tahu tanganmu tidak sakit lagi. Uljima, cengeng.” Bentak Yesung
untuk kesekian kalinya.
“Yesung-ya, aku menangis bukan karena sakit.
Tapi karena kau yang terus membentakku. Berhentilah melakukan itu. Huaa~!”
Yesung menyadari hal itu, Yesung medekap erat
sayang tubuh itu. Seolah tidak ingin kehilangannya. Tubuh Yeonju yang mungil
sangat pas dalam pelukan Yesung.
Kaget. Itulah kata-kata yang melukiskan
perasaan Yeonju sekarang. Seketika, air matanya berhenti mengalir.
“sudah lebih tenang?” tanya Yesung pelan
setelah melepas pelukannya.
“Uh, Uh! Kau babo! Benar-benar namja babo.
Aku membencimu.” Yeonju memukul keras dada Yesung lalu menangis lagi.
“minggu depan aku ikut ‘We Got Married’
pasanganku Seohyun SNSD. Apa kau mengizinkanku?”
Bingung harus berkata apa. “boleh tidak?”
tanya Yesung lagi menunggu jawaban dari Yeonju.
“ayo kita cerai!!” teriak Yeonju tiba-tiba.
Yesung bingung,
“jadi?”
“molla. Itu terserah padamu. Aku bisa
mengerti posisimu sebagai seorang Super Junior. Kau tidak bisa sepenuhnya
milikku. Kau itu milik ELF, Cloud dan.....Ryeowook. Aku hanyalah 1 diantara
ribuan fansmu.” KYAAAAA!!! Dari mana aku dapat kata-kata sekeren itu? Jujur
saja, mungkin tadi ada malaikat yang sengaja membimbing lidahku. Pikir Yeonju
ngawur.
“ap, apa kau bilang?”
“Hhhoaaam~” Yeonju menguap lebar. “aku mau
tidur dulu. Jaljayo kepala besar yang menyebalkan.”
“Eeeeeh? Apa aku tidak tidur bersamamu?”
“dengar ya, tuan Kim! Aku tetap tidak mau
tidur seranjang denganmu. Itu tidak baik untuk kesehatan jantungku. Dan aku
masih menganggapmu orang asing. Jangan coba-coba memeluk atau mencium bibirku
sesuka hatimu!” tegas Yeonju dengan telunjuk kiri yang menunjuk tajam hidung
Yesung.
“kesehatan jantung? Memangnya kenapa?” Yesung
berhenti sejenak, lalu melanjutkannya lagi “Oooh, aku tau. Kau pasti
berebar-debar disampingku. Jangan lebay. Aku tau aku ini keren, tamp..”
“Aaah, sudahlah. Aku mau tidur.” Wajah Yeonju
tampak memerah. Dia menutupinya dengan telapak tangannya lalu berjalan ke
kamar. Dibelakangnya Yesung mengikuti.
Saat tiba di depan pintu kamar, Yeonju
memperingati Yesung untuk tidak ikut masuk.
“ini, ambillah. Aku kasihan melihatmu
dibantai nyamuk.” Kata Yeonju innocent. Ooh, dia memberi Yesung bantal + guling
+ selimut.
“yak! Kalau kau kasihan seharusnya kau
membiarkanku tidur di dalam!”
“OK!!” kata Yeonju keras. Lalu melanjutkan
kalimatnya. “kau boleh tidur didalam. Tapi dilantai.”
“Hei, aku ini artis papan atas Korea! Masa
iya aku tidur dilantai. Aku bisa saja menyewa kamar hotel...”
“Oh kalau begitu baguslah. Sewa kamar saja.
Siapa takut, wlee!”
“Ok, berciumanlah dengan bantal itu. Park Yeonju!!”
Yesung melempar benda yang dipegangnya ke wajah Yeonju lalu menyamber kunci
mobil dengan beringas(?) dan bergegas keluar rumah.
“Dasar namja! Ck!”
DEEEG!!
Eeh, kenapa aku? Jantungku tiba-tiba
berdebar. Pikir Yeonju sesaat setelah merebahkan diri di kasur.
DEEG DEG
Aduh kenapa semakin cepat? Apa yang terjadi
padaku?
[Yesung POV]
Aduuh, Yeonju! Bukan itu maksudku. Aku tidak
mau sewa kamar. Ish, kepribadiannya tidak bisa ditebak. Kadang sangat galak,
tapi bisa juga berubah menjadi malaikat super manis. Ternyata makhluk yang
merasuki jiwanya banyak sekali, ㅋㅋㅋ. Terus aku bagaimana disini? Aku tidak bawa
dompet. Hanya kunci mobil. Kalau tidur dimobil, bisa mati kehabisan oksigen!
Mampus kau!
Aah, terserah. Lebih baik aku tidur dikamar.
Semoga pintunya tidak dikunci oleh makhluk kejam itu.
KLEEK,
Yes! Tidak dikunci. Huahaha. Tidurlah
sepuasmu Yesung..
Baru genap 2 menit aku merasakan kasur empuk
ini, ponselku berdering. Kutengok layar smartphone itu. Layarnya menampilkan
sebuah nama ‘CheonsaTeuk’. Aigoo~ apa sekarang saatnya memberitahukan dia kehabisan stok susunya?
“yeoboseo? Hyung, waeyo?” sapaku senormal mungkin.
Berusaha menyembunyikan nada kekesalan yang melanda pita suaraku.
“.....!” diam. Tidak ada suara. Lalu sambungan teleponnya
terputus sendiri.
“ish, apa lagi? Persetan ah,
aku nguantuk!” aku tidak peduli. Aku memejamkan mata dan mencoba tidur.
Tiba-tiba aku mendengar
sebuah suara yang keluar dari manusia disebelahku. Perkataannya membuat
jantungku berpindah tempat. “ya, mianhae Sungie oppa. Jeongmal mianhae.
Saranghaeyeo.” Katanya. Kulihat wajahnya. Andwae. Maldo andwae. Dia sedang
mengigau.
Beberapa hari kemudian,..
[Yeonju POV]
Stres. Itulah yang
kurasakan beberapa hari terakhir ini. Perkataan Yesung waktu itu mengganggu
pikiranku sejak kemarin. ‘Jika aku selingkuh, apa kau akan cemburu?’. Aku
sendiri bingung apa perasaan yang kurasakan padanya. Aku ini benci atau cinta?
Kutenggak habis segelas
penuh wine ditanganku. Mabuk. Itulah obat paling mujarab untuk sejenak
melupakan masalah. Yaah, setidaknya itu menurutku.
“Ya, Yeonju! Kau sudah
minum 3 gelas penuh! Nanti kau mabuk!” Sookyung. Suara tenor temanku terdengar.
Apa yang dia lakukan di rumahku malam-malam begini?
Oh iya, aku sendiri yang
mengajaknya kemari.
“naneun gwenchannayo.
Ugh~” tiba-tiba kepalaku pusing. Eh?
‘TING~ TONG~’
Bel pintu berbunyi. 3
detik kemudian, aku mendengar suara Yesung menggema di ruangan ini.
“aku pulang.”
Aku yakin saat ini napas
Sookyung naik-turun melihat namja terkeren(?) sepanjang hidupnya.
“Yesung oppa, istrimu
mabuk.” Terang Sookyung dengan napas yang kurasa dia berusaha mati-matian untuk
tidak loncat-loncat seperti kutu karena melihat Yesung sedang berdiri diujung
pintu sana.
“aah, ani. Aku tidak
mabuk. Hanya sedikit pusing.” Kilahku pelan.
“syukurlah. Aku mau
pulang dulu ya.” Sookyung beranjak dari duduknya. “Yesung oppa, Yeonju-ya,
selamat malam.” Pamitnya lalu menghilang dibalik pintu berwarna merah itu.
“ya, hati-hati dijalan.”
Balas Yesung namun terlambat. Detik berikutnya aku menyadari dia sudah duduk di
sofa sebelahku.
“cepat tidur. Ini hampir
tengah malam. Aku tau kau tidak ingin terlambat kuliah!” katanya ketus. Aku
yakin dari perkataannya tadi terdapat secercah kalimat perhatian.
“heem.” Hanya itu yang
yang bisa keluar dari mulutku. Lalu aku berjalan ke kamar.
Belum genap sampai daun
pintu, terjadilah itu,..
Aku muntah! Sekali lagi,
AKU MUNTAH!! Seketika, lututku lemas dan aku terduduk lesu di lantai sambil
memegangi kepalaku yang sudah terasa seperti 1000 kepala badak. Berat sekali.
Setelah itu, semua gelap.
[Yesung POV]
Hiiiy~ dia muntah! Hueek!
Tapi kok, dia langsung tidur ya? *pingsan, bang -,-‘’*
Eeeeeeeh, jangan-jangan—
Aku bergegas keluar rumah
mencari Sookyung. Cukup jauh aku berlari, sampai akhirnya aku menemukannya
sedang duduk di sebuah café 24 jam dengan secangkir kopi ditangannya.
“GOO SOOKYUNG!!
JEBAAAL!!” Teriakku sekeras mungkin. Dia menoleh, cangkir yang dipegangnya
terlempar karena terkejut yang memanggilnya adalah aku.
“ahjusshi, mianhae. Aku
butuh yeoja ini sebentar. Nanti cangkirnya kuganti.” Aku membungkuk sebentar
pada penjaga toko itu dan segera menarik tangan yeoja bermarga Goo itu
kerumahku.
“ada apa?” tanyanya
bingung.
“nanti saja. Kau juga
akan segera tahu.”
Tak terasa, dalam tempo
sepersekian detik kami sudah sampai dimana Yeonju terbujur kaku(?).
“Aaah~ apa yang terjadi?”
“molla, tiba-tiba dia
muntah dan pingsan. Aku tidak tahu cara ‘mengurus’ orang pingsan. Tolong bantu
aku. Bisakah kau mengganti bajunya dan mengelap muntahnya dari lantai itu? Aku mau
membayar cangkir itu pada paman tua tadi.” Kataku tanpa spasi yang malah membuatnya
mengernyitkan kening. AKU BENAR-BENAR PANIK. Ok, sabar.
“Sookyung, mau bayar
cangkir yang kau pecahkan tadi di café tadi. Sementara aku kesana, apakah kau
mau, membersihkan lantai dan mengganti bajunya?” tanyaku pelan-pelan.
Dia mengangguk kecil.
“oppa, tolong bawa
istrimu ke kasur dulu.” Pintanya dengan nada melemas. Haduuh~ apa yeoja ini
selemah itukah? Atau Yeonju yang obesitas?
Dan akhirnya, (walau terpaksa) aku menggendong Yeonju bridal style
ke kasur.
Keesokan harinya,..
Yeoja disebelahku masih tertidur pulas sambil sesekali bergerak halus.
Sedangkan aku? Haduuh, aku sama sekali tidak tidur demi menjaga wanita ini.
Menjaga???
Jangan-jangan, jangan-jangan?
“joahae, Yeonju.” Bisikku pelan pada telinganya. Babo. Mana mungkin dia
mendengarnya.
‘TING~ TONG~’
Seseorang memencet bel.
Nugu?
“aigoo~ kalian rupanya.
Ada apa?” tanyaku melihat seleruh member Suju (kecuali Siwon) berdiri di depan
pintu masuk rumahku.
“kami mau jenguk istrimu,
boleh?” jawab Kyuhyun seraya tersenyum ambigu kearahku.
“silahkan nae hyung gwa
namdongsaeng. Eh, Siwon tidak ikut?”
“tidak. Dia masih tidur
di kasurnya bersama istrinya.” Jawab Shindong singkat. Ya, Siwon adalah member
Suju kedua setelah aku yang menikah.
“oh, ya sudah. Ayo
masuk.” Setelah itu, mereka duduk diruang tamu. Seperti biasa, KyuMin selalu
bersebelahan.
“Wookie-ya, bantu aku.”
“Wookie-ya, bantu aku.”
“ne, hyung?”
“tolong buatkan minuman,
mau tidak?” bisikku lalu memeluk sekilas tubuhnya.
“up to you.” Jawabnya
singkat lalu berjalan ke pantry dapurku.
“hyung! Sudah hamil
berapa bulan?” tanya Eunhyuk tiba-tiba. Selalu saja, manusia ini bicara topik
yang menurutku sangat yadong.
“yak, otakmu kotor sekali
seperti wc! Bisakah kita tidak membicarakan itu?” sindirku padanya.
Kami mengobrol, tertawa,
bercanda, marah. Aku senang seperti ini. Andai aku jadi manusia abadi. Aku
ingin sekali terus seperti ini. Tapi ada yang kurang. Heechul, Siwon, Kibum,
dan.....Hangeng.
3 years later..
Rasanya 3 tahun seperti 3
jam saja. Semua berlalu begitu cepat. Tidak terasa semua member SJ sudah
menikah. Dan rata-rata umur kami bertambah, hehe. Dan aku, aku sudah memulai
lagi dari awal dengan Kim Yeonju, yeoja itu sudah berganti marga. Wanita yang
kunikahi atas kehentak kedua orang tua kami. Kukira pernikahan ini tidak akan
tahan sampai 6 bulan. Ternyata aku salah. Bahkan saat ini, sudah bertambah
anggota baru dalam keluarga kecil kami. Kim Sarang. Malaikat kecil yang mengisi
hari-hariku dengan tingkah menggemaskannya.
“Chagiya, kau melamun?”
tanya sebuah suara yang kuyakin itu keluar dari mulut Yeonju. Haha, bahkan
sekarang dia lebih sering memanggilku ‘chagiya’ dan bukan ‘kepala besar sialan’
seperti dulu.
“ani. Aku tidak melamun.
Mana Sarang?”
“chagi, kenapa kau
menamainya Sarang?” tanyanya balik.
“karena,..anak itu lahir
di hari valentine. Sebuah kebeuntungan berarti bagiku.” Jelasku lalu mengecup
sekilas bibir Yeonju.
“Aku sangat bersyukur
pada Tuhan. Aku bersyukur atas hidupku, anak kita dan...neo,.”
“nado, Kim Yeonju nae
sarang.” Balasku lalu mencium bibirnya
lama.
-FIN-
*hehe. gimana readers? Aku
lagi miskin kata-kata manis. Makanya 3 years later-nya sedikit doang. Thanks
for reading. Don’t forget comment and like this FF. Gomawo~ [bow with member
SJ]*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar