Title: Kissing scene
Author: @saras_diaan
Cast: YeWook
Lim Yoona
(cameo)
And other
cast..
Genre: romance, boys love
Rating: PG-13
Note: ini oneshoot yang bergenre boys love pertama saya.
Sebetulnya saya nggak bakat untuk boys love. Tapi mencoba nggak salah kan?
Baiklah, kalau jelek dan gak suka, bilang aja, kalau bagus, makasih. Kritik dan
saran sangat dibutuhkan. Jangan lupa RCL. Gomawo ^^
===============================================
Annyeong! Perkenalkan. Joneun Kim Yesung imnida. Ah, tanpa
kuberitahu siapa aku juga pasti kalian kenal. Aku adalah aktor papan atas dan
sangat terkenal di Korea. Dan kalian pasti tau takdir menjadi seorang aktor
papan atas berwajah keren, tampan, dan rupawan kan? Yup! Dimana ada aku, disitulah
Clouds. Bagaikan ada gula ada semut lah. Jujur saja aku lelah jika setiap jalan
pasti dikejar-kejar fans. Kadang aku berpikir menjadi seorang public figure
adalah kesalahan terbesar dalam hidupku.Tapi ada satu hal yang membuatku bisa
dengan gampang mengubah pikiranku.
Aku memiliki seorang chingu..ah, ani. Namjachingu. Pasti
kalian kaget kan? Sesama namja di Korea saling mencintai bahkan berpacaran itu
sudah biasa. Sama denganku. namjachinguku, Kim Ryeowook. Sebut saja Wookie. Dia
adalah pacar sekaligus managerku. Aku mencintainya. Sangat-sangat amat
mencintainya. Aku bersyukur memilikinya. Dialah penyemangatku.
“Yesung hyung!” sebuah suara membuyarkan lamunanku. Aku
menengok ke sumber suara. Sudah kuduga pasti dia. Wookie-ku. “ne, Wookie.
Waeyo?” tanyaku sambil mengulas senyum. “ini. minum dulu. Kau pasti haus kan?”
ujarnya sambil memberikan sebotol air mineral padaku. “kau selalu tau apa yang
kubutuhkan, chagi. Terima kasih.” Aku meminum air itu. “hyung, aktingmu tadi
sangat bagus.” Pujinya yang kini memijit bahuku. “masa?”
“benar. Kau begitu menghayati peranmu. Kau keren, hyung.”
Pujinya lagi. Memang seperti itu Wookie-ku. Dia selalu memujiku.
“Yesung!”
“ah, Sutradara Park? Mwoya?”
“ini naskahnya. Tolong hafalkan.” Katanya sambil menyerahkan
naskah skenario padaku. Aku mengamati naskah itu sejenak. “ne.” Jawabku singkat
dan pandanganku tak lepas dari naskah. “hyung, masih satu scene lagi ya?”
“iya. Aku mau menghafal dulu ya, chagi?” ujarku seraya
mengusap lembut pipinya. “ne, hyung.” Wookie pun pergi. Sementara aku sibuk
menghafal naskah skenario.
SKIP---------------------------------->>>
[author’s POV]
“camera, rolling, and action!” aba-aba dari Sutradara, dan
aktingpun dimulai. Lawan main Yesung saat ini adalah LimYoona, aktris cantik
papan atas.
(acting)
“Yoona-ya! Kumohon dengarkan aku dulu!”
“apa lagi, eoh? Aku sudah tau semuanya Kim Yesung!”
“baiklah aku minta maaf! Itu hanya salah paham! Aku..”
PLAKK!! Yoona menampar keras pipi Yesung.
“cukup! Dan jangan katakan lagi! Aku muak padamu! Mulai
detik ini, kita putus!” Yoona beranjak pergi meninggalkan Yesung. Yesung
menarik tangan Yoona dan mencium bibirnya.
(acting end)
“cut!!”
Prok..prok..prok..Sutradara
bertepuk tangan melihat akting Yesung. “bagus! Akting kalian bagus! Good job,
Yesung, Yoona!”
“kamsahamnida!” ujar Yesung dan
Yoona berbarengan sambil membungkukkan badan.
*author’s POV end*
[Wookie’s POV]
Ah, apa ini? kenapa rasanya aku
begitu kesal melihat kissing scene tadi? Apa aku..cemburu..? ah, tidak tidak!
Ini kan hanya akting! Bukan kenyataan. Sadarlah, Kim Ryeowook! Tapi..aku begitu
kesal. Kenapa sih? “aish..jinjjayo!” aku berlari meninggalkan lokasi syuting.
Aku pergi ke suatu tempat. Danau.
Yeah. Tempat yang biasa aku datangi. Tanpa sadar aku menitihkan airmata. Aish,
cengeng sekali kau, Kim Ryeowook? Itu kan hanya akting!? Akting, Kim Ryeowook! Akting! Aish, jinjja! Tapi, aku
cemburu. Ya, aku cemburu! Selama ini Yesung hyung belum pernah menciumku. Apa
hanya karena itu?
Ponselku berdering. Ada panggilan
masuk dari Yesung hyung. Aku ingin menjawab telponnya. Tapi..ah, mollasseo!
Kenapa aku? Akhirnya aku memutuskan
mengangkat telponnya.
“yeoboseyo, hyung?”
“Wookie, kau dimana?”
“di danau, hyung. Wae?”
“ya sudah. Nanti aku kesana.”
Piip..piip..telpon putus. Aku menunggu
Yesung hyung datang. 20 menit kemudian, akhirnya dia datang juga. “Wookie?
Kau..menangis?”
“tidak, kok.” Jawabku bohong.
“tidak. Kau menangis kan?”
“tidak hyung..”
“jangan bohong!”
“hyung! Sudah kubilang aku tidak
menangis! Kau kenapa sih!? Aku..”
Omo! Apa ini? bibirnya Yesung
hyung menempel di bibirku? Dia..menciumku? aku berusaha menolaknya, tapi Yesung
hyung malah semakin memperdalam ciumannya. Tapi..aku senang. Aku..
“hmm?” dia melepas ciumannya dan
tersenyum padaku. “hyung..kau..”
“kenapa? Apa aku salah
melakukannya padamu?”
“t-tidak..a-aku..”
“kau terkejut kan?”
“ne..aku..” aku memalingkan
wajahku darinya. Aku yakin wajahku pasti sudah seperti kepiting rebus sekarang.
GREPP!
Dia memelukku. Aku dapat menghirup
aroma tubuhnya. Jantungku berdetak cepat saat ini. Hangat sekali. “maaf aku
baru menciummu sekarang..”
“gwencha..na..”
Yesung hyung melepas pelukannya
dan mengecup keningku. Jari mungilnya menyibak poni yang menutupi mataku.
Menyeka sisa-sisa airmataku. “kenapa kau menangis, hmm?”
“aku..aku..”
“wae?”
“aku..aku cemburu hyung!”
“cemburu?”
“aku..aku kesal melihat kissing
scene tadi.”
“jadi Wookie-ku cemburu, hmm?”
ujarnya menggodaku.
“ish, hyung!”
“kau tau itu hanya akting kan?
Kenapa kau harus cemburu?”
“karena..kau belum pernah
menciumku..”
“hanya karena itukah?” tanyanya.
Aku mengangguk. Dia memelukku lagi. “maafkan aku belum pernah menciummu
Wookie-ya.”
“tak apa, hyung. Aku mengerti.”
Yesung hyung melepas pelukannya
dan menggendongku bridal style. Aku berusaha memberontak. “hyung! Turunkan aku!
Apa-apaan kau!?”
“kita lanjutkan saja di
apartemenku, ne?” aku membelalak tak percaya. Apa katanya? Lanjutkan? Tuhan,
tolong sadarkan aku!!
_THE END_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar